SUNGAIPENUH.MEDUASINDENTNEWS.COM- Beralihnya fungi Daerah aliran Sungai Batang Merao dijadikan tempat pembuangan sampah yang melitas Dua Kabupaten dan bermuara ke Obyek Wisata Danau Kerinci, sudah ambang batas, kondisi demikian diperparah adanya kegitan pertambangan galian C serta perambahan hutan di hulu Sungai yang berada dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
” Puluhan ton Limbah Sampah yang dibuang di Das Batang Merao di Desa Tanjung Muda Kecamatan Hamparan Rawang Kota Sungai Penuh “
‘’Paktor pemicuk terjadinya pencemaran Das Batang Merao juga dampak dari adanya kegiatan galian C yang berlangsung di Hulu Sungai sekitar Kecamatan Gunung Kerinci dan Kebiasaan Warga Masyarakat yang berada di Sekitar Batantal Sunagi Batang Merao, yang membuang sampah kesungai, demikin juga terjadinya pencemaran, secara kasat mata keseharian dapat dilihat, warna pemukaan Air Sungai Batang Merao, sudah kecoklatan.
‘’Dampak terjadinya pencemaran, sudah dapat dirasakan masyarakat yang mendiaman sekitar bantalan Sungai batang Merao, yakni di Desa Tanjung Muda Kecamatan Hamparan Rawang Kota Sungai Penuh. Puluhan Ton Sampah tersangkut di Bawah Jembatan.
“Seperti diutarakan Naguk Suratman, salah satu warga Desa Tanjung Muda, Tingginya intensitas hujan, selain warna permukaan air berwarna colok bercampur tanah, juga hanyutnya sampah-sampah jenis platik dari hulu sungai,’’Jelas Naguk.
‘’Sambil menujukan terlihat puluhan Ton sampah yang menunpukdi bawah jembatan. Bahkan terlihat sampah tersebut berisikan material kayu, sterefom hingga Kasur dan plastik.
‘’Dijelakan bahwa sampah menumpuk di bawah jembatan ini terjadi sejak pasca banjir awal tahun lalu yang karena tumpukan sampah itu kini aliran air mengalami ketersendatan di bawah jembatan.
“Penumpukan sampah ini sejak pasca banjir awal tahun kemaren, hingga saat ini terus bertambah, dan air pun meluap hingga desa kami selalu banjir. Iya warga juga terganggu bau busuk,” Ucap Naguk
“ Tumpukan puluhan ton sampah ini juga, salah satu pemicu terjadinya banjir, pas air udah tinggi, hujan besar sekali dua kali udah pasti air tinggi, yang kita sayangkan kondisi ini terbiarkan,
“Penanganan sampah sampai sekarang belum ada, paling baru penanganan banjirnya, ada beberapa dari dinas yang mengunjungi tetapi belum ada penangan yang serius,” tuturnya.
Dirinya berharap pemerintah bisa segera menanggulangi sampah tersebut yang selalu menumpuk setiap hari.
“Semoga memberikan solusi untuk penumpukan sampah ini, dibersihkan atau ada salura jadi air gak tersumbat dan sampah juga bisa ditanggulangi. Tiap banjir pasti terjadi penumpukan sampah, ini termasuk sedikit, kadang-kadang penuh,” pungkasnya.

























