Jambi, MEDIA SINDENT – 10 November 2025. Pagi itu, langit Jambi berwarna biru lembut. Angin November berhembus pelan, seolah membawa pesan sejarah. Tepat di Hari Pahlawan Nasional, seorang perempuan tangguh kelahiran 10 November 1966 merayakan ulang tahunnya yang ke-59. Ia adalah Dr. Hj. Elviana, M.Si, sosok yang telah menorehkan jejak pengabdian luar biasa selama 25 tahun di Senayan, menjadi simbol keteguhan, integritas, dan semangat juang perempuan Indonesia.
Perayaan ulang tahun Elviana tahun ini terasa istimewa. Bukan karena kemewahan, tetapi karena maknanya. Di hari yang sama bangsa mengenang para pahlawan, ia menatap kembali jejak langkah perjuangan hidupnya, dari seorang guru honorer dengan gaji pas-pasan, menjadi senator lima periode, doktor berpredikat Summa Cum Laude, dan sosok perempuan inspiratif asal Jambi yang tetap berpijak pada nilai kejujuran dan pengabdian.
Langkah Awal : Dari Kapur Tulis ke Kursi Parlemen
Jauh sebelum dikenal publik, Elviana memulai kisahnya di jalan sederhana. Lulusan IKIP Padang (kini Universitas Negeri Padang) itu sebenarnya mendapat kesempatan emas menjadi dosen di IKIP Medan, namun memilih jalan berbeda. Ia menolak kenyamanan itu dan merantau ke Jambi, tanah yang baginya menyimpan panggilan jiwa untuk mengabdi.
Tahun-tahun awalnya di Jambi penuh perjuangan. Ia mengajar di SMP dan SMA Nusantara, juga SMA At-Taufiq Jambi, dengan status guru honorer dan gaji yang nyaris tidak mencukupi kebutuhan hidup. Namun, di balik kesederhanaan itu tumbuh api semangat yang tidak pernah padam.
“Saya percaya, setiap keringat yang jatuh dari perjuangan akan membuahkan arti,” ucapnya suatu ketika mengenang masa-masa awal.
Elviana tidak berhenti di ruang kelas. Ia berkeliling dari rumah ke rumah memberi les privat, menjadi dosen di Akademi Sekretari Manajemen (ASM Jambi), dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial pendidikan. Ketekunan dan kejujurannya akhirnya membuka pintu baru: pada Februari 1993, ia resmi diangkat menjadi dosen tetap di FKIP Universitas Jambi.
Menembus Batas: Ilmu, Integritas, dan Politik
Hasrat belajar Elviana tidak pernah surut. Pada 1998, ia melanjutkan studi S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan menyelesaikannya hanya dalam 16 bulan, rekor waktu yang mencerminkan disiplin dan kecerdasan luar biasa. Namun hidupnya tidak berhenti di ruang akademik.
Tahun 2004, Elviana mengambil keputusan besar: memasuki dunia politik. Dunia yang keras, kompetitif, dan sering kali tidak ramah bagi perempuan. Namun ia melangkah dengan keyakinan bahwa politik bisa menjadi ladang pengabdian yang lebih luas. Ia terpilih sebagai Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, mewakili suara rakyat Jambi.
Sejak saat itu, perjalanan politiknya terus berlanjut. Dari DPR RI (2004–2009) ke DPD RI (2009–2014), lalu kembali ke DPR RI (2014–2019) melalui PPP, dan kembali lagi dipercaya rakyat menjadi anggota DPD RI (2019–2024) hingga kini terpilih untuk kelima kalinya periode 2024–2029.
Seperempat abad di Senayan bukan waktu singkat. Di tengah pergantian rezim, dinamika politik, dan perubahan zaman, Elviana tetap teguh menjadikan integritas sebagai kompas, dan kerja nyata sebagai bahasa pengabdian.Senator yang Menyapa dari Hati
Sebagai Wakil Ketua Komite IV DPD RI, Elviana terlibat dalam berbagai pembahasan strategis: mulai dari kebijakan fiskal, transfer ke daerah, hingga evaluasi kinerja lembaga keuangan negara. Namun, di balik perannya yang formal, ia dikenal dekat dengan rakyat kecil.
Setiap kali masa reses tiba, Elviana tak memilih tempat mewah untuk berkunjung. Ia lebih sering berada di sekolah-sekolah, pasar, dan desa, menyerahkan langsung ribuan SK Beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu. Ia juga dikenal gigih memperjuangkan permodalan bagi UMKM perempuan, yang ia sebut sebagai “ibu-ibu tangguh penopang ekonomi keluarga.”
“Aspirasi rakyat tidak boleh menunggu. Kita harus menjemputnya, mendengarnya, dan memperjuangkannya,” tegasnya dengan nada lembut namun pasti.
Bagi masyarakat Jambi, Elviana bukan sekadar senator. Ia adalah sosok yang hadir — menyapa, mendengar, dan memberi solusi nyata.
Dari Kritik Menuai Kepercayaan
Dua puluh lima tahun di dunia politik bukan tanpa ujian. Kritik dan sorotan publik datang silih berganti, tapi Elviana menanggapinya dengan kepala tegak. “Kritik itu vitamin demokrasi. Dari sanalah saya belajar untuk terus memperbaiki diri,” katanya.
Dan rakyat menjawab dengan kepercayaan. Pada Pemilu 2024, Elviana kembali mencatat perolehan suara tertinggi di Dapil Jambi — 291.334 suara. Sebuah angka yang tidak hanya mencerminkan popularitas, tapi juga penghargaan atas dedikasi dan konsistensi.
Suara Perempuan di Tengah Kebijakan Nasional
Nama Elviana beberapa kali mencuat di tingkat nasional karena keberaniannya bersuara lantang terhadap kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil. Salah satu sikap tegasnya adalah saat mendesak pemerintah memutihkan hutang nasabah Ultra Mikro (UMi) Mekar, agar para ibu pelaku usaha kecil tidak terus terbebani.
“Putihkan dulu hutangnya, baru tata ulang sistemnya. Negara harus hadir untuk memerdekakan perempuan dari jerat utang,” tegasnya di hadapan Menteri Keuangan RI Purbaya Sadewa.
Ia juga mendesak agar PNM mendapat tambahan modal negara agar bunga pinjaman lebih ringan dari KUR, sehingga benar-benar membantu sektor mikro di akar rumput.
Di daerah, ia lantang membela program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah, yang sempat menuai polemik.
“Program ini untuk anak-anak, bukan proyek pribadi. Kalau belum layak, bangun yang layak, jangan menjelekkan. Kita ini pelayan rakyat, bukan penghalang rezeki mereka,” ujarnya menohok.
Pendidikan, Pengabdian, dan Puncak Prestasi Akademik
Meski bergelimang tugas kenegaraan, Elviana tidak meninggalkan dunia akademik. Tahun 2022, ia kembali ke kampus, menempuh Program Doktor di UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Dalam waktu tiga tahun, ia berhasil menuntaskan disertasinya dan meraih gelar Doktor dengan predikat Summa Cum Laude, predikat tertinggi dalam dunia pendidikan tinggi Indonesia.
Sidang promosi doktornya menjadi momen haru dan bersejarah. Hadir Ketua BPK RI Prof. Isma Yatun, Gubernur Jambi Dr. Al Haris, serta jajaran guru besar UIN STS Jambi.
“Saya memulai semuanya sebagai guru honorer tahun 1991. Saya tidak pernah berhenti belajar, karena ilmu adalah bentuk pengabdian yang abadi,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca di hadapan sidang terbuka.
Sosok Pahlawan Modern dari Jambi
Dr. Hj. Elviana, M.Si adalah gambaran nyata perempuan Indonesia yang tak menyerah pada keadaan. Ia berjuang dengan pikiran, hati, dan tindakan nyata. Lahir di Hari Pahlawan, ia mewarisi semangat para pendahulu yang berjuang bukan untuk pujian, melainkan untuk memberi arti bagi sesama.
“Dari guru honorer dengan bayaran seadanya, menjadi dosen, lalu senator lima periode, dan kini doktor berpredikat tertinggi — Elviana adalah wajah perempuan Indonesia yang kuat, cerdas, dan berhati nurani,” tulis Ahmad Ilham Asmaryadi, MA., M.Pd., C.Ps, Tenaga Ahli DPD RI, dalam artikelnya mengenang perjalanan hidup sang senator.
Kini, di usia 59 tahun, Elviana menatap masa depan dengan langkah yang tetap sama mantap, sederhana, dan tulus. Ia bukan sekadar politisi senior, tetapi pahlawan masa kini, yang menyalakan obor perjuangan dalam diam, dengan ketekunan dan kasih yang tidak pernah padam.
“Selama hayat masih dikandung badan,” katanya pelan, “saya akan terus mengabdi untuk rakyat, karena cinta kepada negeri tidak boleh pensiun.”
























