SUNGAIPENUH.MEDIA SINDENT.NEWS- Tingkat penyewa lapak Kuliner di sekitar Jalan Mesjid Baiturahman Kota Sungai Penuh terus menurun dan tinggal pedagang.
‘’Dari hasil pantauan dilapangan, terlihat lapak yang ditinggal pedagang dan yang kosong kondisinya sudah pada hancur serta terbengkalai karena sudah tidak terurus, eronisnya tidak jadi perhatian dari Pemerintah Kota Sungai Penuh.
“Semula Puluhan lapak untuk mendampung para pedagang kuliner yang disediankan oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh, terisi penuh dan ditempati para pedagang yang dipinahkan dari lokasi eks pasar Beringin Satu para pedagang kuliner, sekarang beralih fungsi jadi lahan parkir, seiring waktu berjalan hampir dua tahun, sejak diremikan oleh Walikota Sungai Penuh Hamadi Zubir, saat ini satu persatu lapak tersebut telah ditinggal para pedagang kuliner, karena sepinya pembeli.’’Ungkap Uda Ujang yang pernah menepati salah satu lapak tersebut,Jum’at (14/06/2024)
‘’ Uda Ujang mengakui, saya menepati salah satu lapak menjual kuliner seperti minuman jus dan Nasi Ampera, di tahun pertama berjalan dengan lancar namun memasuki tahun ke dua sampai saat semangkin sepi pembelinya.’’jelasnya
‘’Disisilain setiap hari, para pedagang berkewajiban harus membayar pungutan kepada Pemerintah Kota Sungai Penuh, sebesar Rp 4.000 untuk distribusi, Uang Kebersihan Rp 2.000,- belum lagi kita membayar listrik yang kita pakai,’’Katanya
‘’Sementara pendapatan perharinya rata-rata paling banyak hanya berkisar Rp 200.000,- dengan kondisi demikian, jangan untuk dapat untung, untuk menutupi kebutuhan sehari-hari tidak cukup, ditambah harga bahan pokok terus merangka naik, dari pada merugi terus menerus lebih baik ditutup saja’’Kata Uda Ujang.
‘’Dijelasnya, untuk menjual minum Jus, pokat, tomat atau jus timun, untuk buah-buahan akan dapat bertahan selama 3 hari dan akan memusuk dan harus diganti dengan yang baru, sementara untuk modal membeli buah-buah kembali kita kehabisan maodal.’’Katanya
”Belum lagi untuk membeli kebutuhan, nasi ampera y6ang kita jual Rp 15.000 setiap prosinya, sementara harga beras biasa Rp 130.000 per kaleng 16 Kg, sekarang sudah RP 160,000 per kaleng 16 Kg, belum beli ikan, ayam dan bumbu-bumbu lainnya, semuanya mengalami kenaikan,”Katanya.
‘’Dari ratusan lapak tersebut,saat ini sekitar 30 lapak yang masih tetap bertahan,konsisinya juga sudah compang camping, kendati demikian hal itu karena tidak ada pilihan lain, untuk mendapat lapak ditempat lain, kita tidak sanggup membayarnya.
‘’Untuk saat ini, kebanyakan para pedagang yang menepati lapak, disini banyak yang pindak ketempat lain, atau membuka lapak di pinggir jalan dalam kota Sungai Penuh.’’Kata Ajo.
























